Minggu, 20 November 2011

Tahun Depan Asuransi Syariah Merapat ke Mikro

Share

Tahun Depan Asuransi Syariah Merapat ke Mikro
Jakarta | Jum'at, 18 Nov 2011
Rizky Andriati Pohan


SEKTOR mikro masih menjadi idola bagi industri keuangan dan ekonomi di Tanah Air. Tak terkecuali, asuransi syariah pun akan membidik sektor mikro pada tahun depan. Demikian analisa Adiwarman Karim, konsultan ekonomi syariah, melihat pergerakan bisnis asuransi Islam pada 2012.

Trend ini muncul karena bisnis perbankan syariah di Tanah Air telah menyasar sektor mikro sejak beberapa tahun terakhir.

"Rumusnya yang terjadi di seluruh dunia, apa-apa yang terjadi di industri perbankan saat ini akan terjadi dampaknya tiga tahun kemudian di industri asuransi. Sehingga ketika bank syariah mengarah kepada mikro maka asuransi syariah juga akan mengarah kepada mikro," kata Adiwarman di Jakarta, Kamis (3/11).

Namun menurut Adiwarman, pengembangan pasar mikro oleh asuransi syariah menyisakan sejumlah tantangan. Salah satunya adalah sumber daya manusia karena penjual harus telah mengantongi sertifikat sebagai agen asuransi. Persyaratan ini dinilai terlewat berat untuk menjajakan asuransi yang menyasar mikro.

"Cuma jual polis asuransi Rp25 ribu mesti ujian, terlewat berat. Ini harus ada kelonggaran-kelonggaran untuk agen mikro," kata Adiwarman.

Ritel Masih Menjanjikan

Hampir senada dengan pendapat Adiwarman, sejumlah praktisi menilai pasar ritel memberikan peluang bisnis yang luas untuk digarap pada tahun-tahun mendatang. Wakil Direktur Utama Allianz Life Handojo Kusuma mengatakan ritel masih menjanjikan untuk dibidik secara serius.

"Saya kira ritel menjadi tulang punggung kita ke depan. Pengembangan di ritel yang lebih fokus nanti," kata Handojo.

Allianz tak gentar meski asuransi-asuransi lain membidik pasar yang sama. Unit usaha syariah Allianz Life telah menyiapkan sejumlah strategi. Akhir Oktober lalu, Allianz bekerjasama dengan Bank Muamalat menjajakan polis asuransi melalui gerai-gerai bank syariah pertama di Indonesia tersebut. Dari kesepakatan ini, total pendapatan premi ditargetkan sebesar Rp50 miliar pada 2012.

Kerjasama ini telah dimulai dengan melakukan proyek percontohan sejak Juli 2011 di 19 lokasi cabang Bank Muamalat di Jakarta. Selama dua bulan, Allianz telah memegang 6.328 polis asuransi dengan premi Rp830 juta.

Kerjasama ini akan dijalankan dengan dua pola yakni penjualan langsung melalui telemarketing dan penjualan di cabang Bank Muamalat dengan menempatkan tenaga Allianz di sana. Allianz menawarkan tiga produk yaitu asuransi kecelakaan diri, santunan rumah sakit dan santunan penyakit kritis.

"Hasilnya luar biasa. Karena nasabah Bank Muamalat mungkin belum banyak tersentuh penjualan asuransi. Bagi kami, ini merupakan prospektif luar biasa. Kita ingin tetap serius dalam pengembangan bisnis syariah ke depan," katanya.

Di tahun-tahun mendatang, kerjasama ini diharapkan sudah dapat diterapkan pada seluruh outlet Bank Muamalat di Indonesia. Allianz juga berencana melakukan pengembangan bisnis dengan memperbanyak kerjasama dengan bank-bank lain.

Handojo mengatakan optimistis menghadapi bisnis asuransi tahun depan karena peluang pasar syariah masih sangat besar. Saat ini premi syariah Allianz sudah mencapai 35 persen. Tahun depan, bisnis syariah diharapkan bisa naik 25 persen dibandingkan tahun ini.

Soal rencana regulasi spin off, menurut Handojo, Allianz siap melakukan hal tersebut kapan pun ketika aturan sudah dikeluarkan. Rencananya, spin off unit usaha syariah Allianz Life akan dilakukan paling lama pada 2014. n Rizky Andriati Pohan

close

Tidak ada komentar:

Posting Komentar